Assalamualaikum Saudara dan Saudari ku...

Salam sejahtera untuk kita semua....
Semoga kita selalu berada dalam lindungan Allah S.W.T.....Amin

Rabu, 13 Maret 2013

Tugas Artikel


Penyingkatan Kata Dalam Jejaring Sosial ( SMS, Facebook, BBM  )
Dapat Mempengaruhi Tatanan Bahasa Indonesia
Oleh : M.Yusuf

Dalam berkomunikasi melalui jejaring sosial (SMS, Facebook, BBM) sepertinya sudah mulai meluas dan merebak pada sebagian orang. Contoh kecilnya saja, ketika melakukan diskusi ataupun menyelesaikan tugas kelompok, berkomunikasi dengan teman jarak jauh, meluangkan perasaan dan lain sebagainya. Hal ini dapat dilakukan melalui SMS, BBM maupun Facebook. Tentu saja untuk menghemat kata dan bahasa, akan melakukan menyingkatan dalam sebuah kata tersebut. Misal, kata “bagaimana” jadi “gimna”, kata “kenapa” disingkat jadi “napa” dan masih banyak lagi struktur kata yang disingkat.
Bentuk yang ringkas, unik dan mana suka dalam melakukan penyingkatan sebuah kata, cenderung disukai anak-anak muda sekarang dan secara marak juga digunakan dalam komunikasi melalui jejaring sosial seperti halnya dalam layanan pesan singkat atau yang biasa dikenal dengan SMS. Awalnya memang hanya serba menyingkat, namun kemudian huruf-huruf sudah mulai diganti dengan angka dan aneka simbol atau bahkan juga diganti dengan huruf lain yang jika dibaca kurang lebih menghasilkan bunyi yang mirip.
Kemunculan penyingkatan dan peringkasan kata dan bahasa ini tidak lain merupakan pengaruh dari bahasa dalam pergaulan (Gaul) sehari-hari dan juga peran teknologi melalui jejaring sosial seperti: Facebook, SMS, dan BBM. Keberadaan bahasa gaul ini dianggap sebagai alat komunikasi dalam kehidupan mereka sehari-hari, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bahasa gaul ini juga merupakan sarana eskpresi yang pas menurut selera kaula muda sekarang.
Persoalannya ialah apakah gaya penyingkatan bahasa ini bisa membawa pengaruh negatif terhadap penggunaan tatanan bahasa Indonesia secara umum? Hal ini tentu akan membawa pengaruh yang negatif, karena penggunaan penyingkatan kata ini sudah merambah dengan cukup luas dalam kehidupan remaja saat ini dan tentu saja akan berpengaruh terhadap penggunaan tatanan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini terbukti dalam pemakaian jejaring sosial seperti Facebook dan SMS, bahasa atau struktur kata yang dipakai banyak yang disingkat bahkan merubah huruf-huruf dengan simbol-simbol lain.
Merebaknya penggunaan bahasa yang ringkas dan singkat secara leluasa tanpa hambatan ini, mengakibatkan orang malas mempelajari bahasa yang baik dan benar, serta malas untuk bertutur kata mengikuti tatanan yang seharusnya. Oleh karena itu, remaja khususnya mahasiswa akan mengalami kesulitan dalam membahasakan gagasannya, baik dalam penggunaan tata kalimat maupun dalam pilhan kata yang seolah-olah begitu terbatas jumlah perbendaharaan kata yang dimiliki. Hal ini tentu saja akan menghambat pengetahuan kita dan merugikan pribadi remaja itu sendiri.
Akibat dari keseringan penyingkatan dan peringkasan bahasa, maka dalam penerapan ejaan dan tanda baca pun akan mengalami persoalan dan hambatan. hal ini dapat kita perhatikan dalam komunikasi melalui jejaring sosial seperti: SMS, BBM, dan Facebook. Komunikasi dalam jejaring sosial tersebut, tidak memperhatikan unsur penerapan ejaan dan tanda baca serta penggunaan huruf yang benar. Hal ini dapat dikatakan akan mengacaukan penggunaan tanda baca dan penggunaan huruf yang baik dan benar.
Dalam penggunaan huruf, huruf besar mapun huruf kecil digunakan tanpa mengindahkan kaidah bahasa. Begitu juga penerapan tanda baca dan pembuatan singkatan. Kaidah penyingkatan kata sama sekali tidak menjadi pertimbangan. Sebagai contoh yang saya kutip dari jejaring sosial Facebook, “hati-hati di jalan” disingkat jadi “ttdj”, kata “tempat” disingkat jadi “t4”, kata “dia” disingkat jadi “dy” dan masih banyak lagi.
Dari beberapa contoh tersebut, maka seolah ada pemahaman bahwa semakin aneh dan semakin kacau, justru akan semakin seru dan menarik. Kondisi yang seperti ini, akan menyebabkan anak-anak muda terutama mahasiswa mengalami kendala dalam penerapan ejaan dan tanda baca serta dalam penggunaan bahasa.
Dengan adanya persoalan ini, tidak hanya penggunaan tatanan bahasa Indonesia saja yang akan tersisihkan, tetapi juga akan mengganggu siapapun yang membaca dan mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya. Karena tidak semua mengerti akan maksud dari simbol-simbol penyingkatannya. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk memahaminya.
Dari pembahasan diatas, maka dapat penulis sampaikan bahwa dalam penggunaan penyingkatan dan peringkasan bahasa atau kata dapat mengusik tatanan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita sebagai remaja penerus bangsa Indonesia masa depan ini melestarikan dan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan. Hal ini mengisyaratkan kepada kita bahwa sebaiknya kita bisa menggunakan bahasa indonesia dengan memperhatikan kaidah, peserta komunikasi, situasi, kondisi dan tujuan kita dalam berkomunikasi. Dengan demikian, kita akan dapat melestarikan bahasa indonesia kita tercinta ini dengan baik dan benar.
Bahasa yang baik belum tentu benar, tapi bahasa yang benar sudah tentu baik. Oleh karena itu, marilah kita lestarikan bahasa indonesia, jangan biarkan bahasa Indonesia kita ini terusik dan tersisihkan oleh bahasa-bahasa asing dan bahasa modern (Gaul). Marilah kita mulai menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama penggunaan bahasa dalam jalur jejaring sosial (Facebook, SMS, dan BBM).
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan tinggalkan Blog ini sebelum anda memberikan komentar...!!!