Assalamualaikum Saudara dan Saudari ku...

Salam sejahtera untuk kita semua....
Semoga kita selalu berada dalam lindungan Allah S.W.T.....Amin

Kamis, 10 Mei 2012

TAHAPAN MENYIMAK MENURUT “HUNT”


MAKALAH

TAHAPAN MENYIMAK
MENURUT
“HUNT”



Oleh :
M.YUSUF
Kelas : 1. A
Bahasa dan Sastra Indonesia


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN
( S T K I P )
YAPIS DOMPU


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum...war...wab...
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan kekuatan kepada saya, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah Ket.Menyimak tentang Tahapan-tahapan menyimak menurut HUNT dengan baik dan tepat pada waktunya.
Menyimak adalah mendengarkan serta memerhatikan baik-baik apa yang dibaca atau diucapkan oleh si pembicara serta menangkap dan memahami isi dan makna komunikasi yang tersirat di dalamnya. Dalam hal mendengarkan atau memerhatikan orang membaca atau orang yang bercakap, penyimak menerima keterangan melalui rangkaian bunyi bahasa dengan susunan nada dan tekanan suara orang yang membaca atau bercakap. Jika pembicara dan pembaca dapat melihat, maka penyimak akan dapat melihat gerak muka dan gerak tangan pembicara seperti, bibir, mimik, dan sebagainya. Jika penyimak menyimak lewat media bantu seperti tape recorder, maka si penyimak hanya dapat menyimak bunyi bahasa yang disampaikan oleh si pembicara.
Tidak lupa pula saya khaturkan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada bapak Dosen serta teman-teman yang telah memberikan motivasi kepada saya, sehingga saya bisa dan mampu mengetahui dari hal-hal yang belum pernah saya ketahui menjadi sesuatu yang sangat bermakna dan berarti bagi saya pribadi khususnya.
Saya sadar, bahwa dalam penyusunan makalah ini, terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik maupun saran dari teman-teman yang bersifat membangun, sangat saya harapkan untuk perbaikan dan penambahan dilain waktu dan dilain kesempatan.
Demikian uraian singkat dari saya, semoga dengan adanya makalah ini, dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi para pembaca makalah ini nantinya.



Wassalam,
Dompu, 10 Desember 2011




Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN

I.         Latar belakang

Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan memberikan pengetahuan kebahasaan agar murid mampu menguasai bahasa Indonesia sebaik-baiknya. Untuk mencapai tujuan ini maka, pada dasarnya ada empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh murid secara baik dan benar sebagaimana tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu keterampilan menyimak (listening skill) keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan membaca (reading skill), dan keterampilan menulis (writing skill).
Dari keempat keterampilan berbahasa (language skill) yang dikemukakan di atas, hanya keterampilan menyimak yang akan menjadi perhatian dalam makalah ini karena pada umumnya pengetahuan diperoleh melalui keterampilan menyimak. Setiap orang mendengar berita-berita melalui media massa maupun informasi melalui tatap muka, saat itu telah berlangsung pula kegiatan menyimak. Oleh karena itu, pengajaran menyimak mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran di sekolah dasar sebab kemampuan menyimak yang baik adalah kondisi awal untuk menghasilkan prestasi belajar yang baik.

II.      Tujuan

Adapun beberapa tujuan yang akan dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Meningkatkan pemahaman dan tanggapan seorang tentang Menyimak.
2.    Meningkatkan pemahaman dan tanggapan seorang tentang menyimak dengan cara bertahap.

III.   Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan Menyimak ?
2.    Bagaimanakah cara melakukan Penyimakan secara bertahap ?




BAB II
PEMBAHASAN

A.          Pengertian Menyimak
Orang tua sering memberikan nasihat kepada putra-putrinya yang berbunyi, kalau orangtua sedang bicara, jangan hanya sekedar mendengar saja, masuk dari telinga kiri keluar dari telinga kanan, tetapi simaklah, dengarkanlah baik-baik, masukkan ke dalam hati.
Apabila kita memerhatikan cuplikan di atas, maka menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan. Namun, kalau kita pelajari lebih jauh, ketiga kata itu terdapat perbedaan pengertian. Mendengar didefinisikan sebagai suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan makna dan pesan bunyi itu. Sedangkan menyimak adalah proses mendengar dengan pemahaman dan perhatian terhadap makna dan pesan bunyi itu. Jadi, di dalam proses menyimak sudah termasuk mendengar, sebaliknya mendengar belum tentu menyimak. Di dalam bahasa Inggris terdapat istilah “listening comprehension” untuk menyimak dan “to hear” untuk mendengar.
Menyimak merupakan proses pendengaran, mengenal dan menginterprestasikan lambang-lambang lisan, sedangkan mendengar adalah suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan makna itu. Dengan kata lain menurut Tarigan (1993: 19): “Dalam proses menyimak juga terdapat proses mendengar, tetapi tidak selalu terdapat proses menyimak di dalam suatu proses mendengar.”
Kalau keterampilan menyimak dikaitkan dengan keterampilan berbahasa yang lain, seperti keterampilan membaca, maka kedua keterampilan berbahasa ini berhubungan erat, karena keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Perbedaannya terletak dalam hal jenis komunikasi. Menyimak berhubungan dengan komunikasi lisan, sedangkan membaca berhubungan dengan komunikasi tulis. Dalam hal tujuan, keduanya mengandung persamaan, yaitu memperoleh informasi, menangkap isi, memahami makna komunikasi.
Dari uraian di atas, maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa menyimak adalah mendengarkan serta memerhatikan baik-baik apa yang dibaca atau diucapkan oleh si pembicara serta menangkap dan memahami isi dan makna komunikasi yang tersirat di dalamnya. Dalam hal mendengarkan atau memerhatikan orang membaca atau orang yang bercakap, penyimak menerima keterangan melalui rangkaian bunyi bahasa dengan susunan nada dan tekanan suara orang yang membaca atau bercakap. Jika pembicara dan pembaca dapat melihat, maka penyimak akan dapat melihat gerak muka dan gerak tangan pembicara seperti, bibir, mimik, dan sebagainya. Jika penyimak menyimak lewat media bantu seperti tape recorder, maka si penyimak hanya dapat menyimak bunyi bahasa yang disampaikan oleh si pembicara.


B.           Tahapan-tahapan dalam Menyimak
Selain tahapan-tahapan menyimak menurut srickland dan Anderson, terdapat juga pakar lain yang mengemukakan pendapatnya tentang tahapan-tahapan dalam menyimak, yaitu Hunt. Menurut Hunt, ada 7 tahapan dalam menyimak yaitu :
1.            Isolasi
2.            Identifikasi
3.            Integrasi
4.            Inspeksi
5.            Interpretasi
6.            Interpolasi
7.            Intropeksi
Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut :
1.            Isolasi (pemisahan/memisahkan)
Isolasi(memisahkan) yang dimaksud dalam tahapan ini ialah sang penyimak harus bisa mencatat aspek-aspek kata lisan yang disimak dan mampu memisahkan atau mengisolasikan bunyi-bunyi, ide-ide, fakta-fakta, organisasi-organisasi khusus yang dilontarkan oleh pembicara itu sendiri.
Pada tahapan ini juga sang penyimak harus bisa menyikapi hal-hal yang dianggap menggaggu  agar mencapai proses penyimakan yang baik dan benar. Dalam tahap inilah, sang penyimak mampu mengisolasikan hal-hal atau sesuatu yang disimak. Hal itu dilakukan agar bisa mengambil dan mengutip hasil yang baik dan benar didalam proses menyimak..
Contoh :
Ketika seseorang menyimak sebuah berita disebuah station televisi, sang penyimak mencatat hal-hal yang dianggap penting dan membedakan setiap bunyi atau suara yang dilontarkan oleh pembicara itu sendiri.

2.            Identifikasi (menentukan atau menetapkan)
Dalam tahapan menyimak ini. Seseorang mampu mendata, mencatat apa yang sedang dibicarakan tentang hal-hal yang dianggap penting dan bermanfaat bagi kita. Dalam hal ini apabila stimulus tertentu sudah dapat dikenal atau kita ketahui maka suatu makna atau identitas pun bisa kita tetapkan atau diberikan kepada setiap butir-butir atau hal-hal yang berdikari atau berdiri sendiri itu.

3.            Integrasi (Penyatuan/menyatukan)
Pada tahapan ini, kita harus bisa menyesuaikan atau menyatupadukan sesuatu yang kita dapatkan sekarang dengan informasi lain yang telah miliki yang telah tersimpan dan terekam dalam memori atau otak kita sebelumnya. Hal ini dilakukan agar kita bisa mendapatkan hasil penyimakan yang lebih baik dan akurat.
Hal ini bermaksud, agar mampu menyesuaikan atau membandingkan hasil penyimakan dengan informasi yang telah kita ketahui sebelumnya.
Contoh : ketika kita menyimak sebuah pidato/pengumuman, kita biasanya akan melakukan penyimakan dengan baik. Akan tetapi pengumuman tersebut masih membutuhkan penjelasan dan gambaran yang lebih jelas lagi. Nah disitu kita akan mampu menyatukan/membandingkan antara informasi yang didapat pada yang pertama dengan informasi yang didapat kemudian(yang dihadapi).
              
4.            Inspeksi
Pada tahap ini, ketika kita mendapat informasi-informasi baru yang kita terima atau yang kita dapatkan, kita bisa membandingkan atau memeriksa kembali dengan informasi yang telah kita miliki sebelumnya yang berkaitan dengan hal tersebut. Hal ini kita lakukan agar supaya kita bisa mengetahui mana yang bisa kita gunakan dan mana yang tidak layak untuk kita lakukan.
Dalam tahapan ini sebenarnya memiliki sedikit kesamaan dengan tahapan integrasi, hanya saja dalam tahapan ini kita dituntun untuk mampu memeriksa dan menilai kembali  informasi yang kita dapatkan dengan pengetahuan kita sendiri.
Contoh : ketika orang tua/orang lain memberikan pengertian(motivasi) kepada kita, kita kadang tidak sepenuhnya langsung  melakukannya, kita harus bisa membandingkan dan memikirkan(menilai) apakah mampu kita lakukan atau pantas(baik) untuk kita terapkan.

5.            Interpretasi
Pada tahap ini, kita secara aktif mengevaluasi sesuatu yang kita dengar dan menelusuri dari mana datangnya semua informasi itu. Dalam kegiatan penyimakan ini juga kita bisa memberikan kesan atau pendapat kita agar dalam proses evaluasi bisa terlaksana dengan baik, tidak dengan secara setengah-setengah.
Dalam tahapan ini bermaksud, bahwa ketika kita dalam proses kegiatan penyimakan, kita boleh meluangkan segala  pendapat atau opini kita, namun tidak menegahi atau membantah ketika orang sedang berbicara. Hal ini dilakukan agar supaya didalam proses perbandingan atau pengevaluasian bisa mendaptkan hasil yang maksimal dan baik. Dalam arti tidak secara bertahap atau setengah-setengah.

6.            Interpolasi
Pada tahapan ini, selama proses penyimakan kita tidak ada pesan yang membawa makna dalam atau berguna dan memberi informasi yang bermanfat bagi kita, maka tanggung jawab kita sendiri untuk menyediakan serta memberikan data-data dan ide-ide penunjang dari latar belakang pengetahuan dan pengalaman kita sendiri untuk mengisi serta memenuhi butir-butir pesan yang kita dengar.
Dalam tahapan ini bermaksud, bahwa ketika informasi yang didapatkan atau yang disimak tidak berguna atau tidak lengkap menurut kita, maka untuk menyempurnakannya, kita harus menyediakan serta memberikan informasi atau ide-ide penunjang yang berkaitan dengan hal-hal yang kita simak, agar informasi yang kita anggap tidak lengkap tadi bisa terlengkapi dan terisi dengan baik dan secara sempurna.
Contoh : kita melakukan penyimakan melalui Televisi atau radio, akan tetapi informasi yang disampaikan tidak mampu kita pahami dan dicerna, akan tetapi informasi tersebut mampu kita nilai atau telusuri dengan pemahaman atau pengalaman yang telah ada dalam otak kita sebelunya. Jadi, ketika ada orang lain yang menanyaka tentang informasi tersebut, kita tidak kebingungan lagi menyampaikannya.

7.                        Intropeksi
Setelah kita melakukan proses penyimakan, kita bisa menilai serta menguji informasi-informasi yang baru kita dapatkan, dengan pengalaman atau pengetahuan yang kita miliki, agar kita bisa menerapkan dan melakukannya pada keadaaan maupun situasi kita sendiri. Baik di lingkungan sosial maupun di lingkungan keluarga terdekat kita.

Jika kita amati uraian di atas, sebenarnya sama-sama memiliki keterkaitan dan ketergantungan. Supaya kita mendapatan hasil yang maksimal dan baik serta berguna untuk kita, maka setidaknya kita harus mampu melewati beberapa tahapan-tahapan yang dikemukakan oleh “HUNT” tersebut. Walaupun hal itu kita melakukannya tidak secara menyeluruh dan sekaligus.
Dengan adanya ke-7 tahapan tersebut di harapkan juga agar kita bisa melakukan proses penyimakan dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal. Dimana, sebagian besar orang mengatakan bahwa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih baik dan banyak ialah dengan melalui proses penyimakan. Apabila kita mampu melaksanakan dan menerapkan ke-7 tahapan menyimak diatas, pasti kita akan mendapatkan informasi-informasi dengan baik, tepat, serta akurat.





BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Setelah menelaah ketujuh tahap tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa didalam melakukan suatu proses menyimak yang baik itu tidak hanya merupakan mendengar secara pasif tetapi suatu kegiatan atau aktivitas yang menuntut partisipasi, keikutsertaan, keterlibatan sang penyimak terhadap hal-hal yang disimak. Agar kita bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dan maksimal.
Menyimak  juga merupakan sebuah proses mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menafsirkan, menilai, dan mereaksi makna.


Daftar Pustaka
 
Ahmad, Mukhsin. 1990. Strategi Belajar-Mengajar Ketrampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra.Malang: Y A 3
Henry Guntur. 1980.Menyimak sebagai suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan tinggalkan Blog ini sebelum anda memberikan komentar...!!!