Penyingkatan Kata Dalam Jejaring Sosial ( SMS, Facebook, BBM )
Dapat Mempengaruhi Tatanan Bahasa Indonesia
Oleh : M.Yusuf
Dalam berkomunikasi melalui jejaring sosial (SMS, Facebook, BBM) sepertinya sudah
mulai meluas dan merebak pada sebagian orang. Contoh kecilnya saja, ketika
melakukan diskusi ataupun menyelesaikan tugas kelompok, berkomunikasi dengan
teman jarak jauh, meluangkan perasaan dan lain sebagainya. Hal ini dapat
dilakukan melalui SMS, BBM maupun Facebook. Tentu saja untuk menghemat kata dan
bahasa, akan melakukan menyingkatan dalam sebuah kata tersebut. Misal, kata
“bagaimana” jadi “gimna”, kata “kenapa” disingkat jadi “napa” dan masih banyak
lagi struktur kata yang disingkat.
Bentuk yang ringkas, unik dan mana suka dalam
melakukan penyingkatan sebuah kata, cenderung disukai anak-anak muda sekarang
dan secara marak juga digunakan dalam komunikasi melalui jejaring sosial
seperti halnya dalam layanan pesan singkat atau yang biasa dikenal dengan SMS. Awalnya
memang hanya serba menyingkat, namun kemudian huruf-huruf sudah mulai diganti
dengan angka dan aneka simbol atau bahkan juga diganti dengan huruf lain yang
jika dibaca kurang lebih menghasilkan bunyi yang mirip.
Kemunculan penyingkatan dan peringkasan kata dan
bahasa ini tidak lain merupakan pengaruh dari bahasa dalam pergaulan (Gaul)
sehari-hari dan juga peran teknologi melalui jejaring sosial seperti: Facebook,
SMS, dan BBM. Keberadaan bahasa gaul ini dianggap sebagai alat komunikasi dalam
kehidupan mereka sehari-hari, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bahasa
gaul ini juga merupakan sarana eskpresi yang pas menurut selera kaula muda
sekarang.
Persoalannya ialah apakah gaya penyingkatan bahasa
ini bisa membawa pengaruh negatif terhadap penggunaan tatanan bahasa Indonesia
secara umum? Hal ini tentu akan membawa pengaruh yang negatif, karena
penggunaan penyingkatan kata ini sudah merambah dengan cukup luas dalam
kehidupan remaja saat ini dan tentu saja akan berpengaruh terhadap penggunaan
tatanan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini terbukti dalam pemakaian
jejaring sosial seperti Facebook dan SMS, bahasa atau struktur kata yang
dipakai banyak yang disingkat bahkan merubah huruf-huruf dengan simbol-simbol
lain.
Merebaknya penggunaan bahasa yang ringkas dan
singkat secara leluasa tanpa hambatan ini, mengakibatkan orang malas
mempelajari bahasa yang baik dan benar, serta malas untuk bertutur kata
mengikuti tatanan yang seharusnya. Oleh karena itu, remaja khususnya mahasiswa
akan mengalami kesulitan dalam membahasakan gagasannya, baik dalam penggunaan
tata kalimat maupun dalam pilhan kata yang seolah-olah begitu terbatas jumlah
perbendaharaan kata yang dimiliki. Hal ini tentu saja akan menghambat
pengetahuan kita dan merugikan pribadi remaja itu sendiri.
Akibat dari keseringan penyingkatan dan peringkasan
bahasa, maka dalam penerapan ejaan dan tanda baca pun akan mengalami persoalan
dan hambatan. hal ini dapat kita perhatikan dalam komunikasi melalui jejaring
sosial seperti: SMS, BBM, dan Facebook. Komunikasi dalam jejaring sosial
tersebut, tidak memperhatikan unsur penerapan ejaan dan tanda baca serta
penggunaan huruf yang benar. Hal ini dapat dikatakan akan mengacaukan
penggunaan tanda baca dan penggunaan huruf yang baik dan benar.
Dalam penggunaan huruf, huruf besar mapun huruf kecil
digunakan tanpa mengindahkan kaidah bahasa. Begitu juga penerapan tanda baca
dan pembuatan singkatan. Kaidah penyingkatan kata sama sekali tidak menjadi
pertimbangan. Sebagai contoh yang saya kutip dari jejaring sosial Facebook, “hati-hati
di jalan” disingkat jadi “ttdj”, kata “tempat” disingkat jadi “t4”,
kata “dia” disingkat jadi “dy” dan masih banyak lagi.
Dari beberapa contoh tersebut, maka seolah ada
pemahaman bahwa semakin aneh dan semakin kacau, justru akan semakin seru dan
menarik. Kondisi yang seperti ini, akan menyebabkan anak-anak muda terutama
mahasiswa mengalami kendala dalam penerapan ejaan dan tanda baca serta dalam penggunaan
bahasa.
Dengan adanya persoalan ini, tidak hanya
penggunaan tatanan bahasa Indonesia saja yang akan tersisihkan, tetapi juga
akan mengganggu siapapun yang membaca dan mendengar kata-kata yang termaksud di
dalamnya. Karena tidak semua mengerti akan maksud dari simbol-simbol
penyingkatannya. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan dan
memerlukan waktu yang lebih banyak untuk memahaminya.
Dari pembahasan diatas, maka dapat penulis
sampaikan bahwa dalam penggunaan penyingkatan dan peringkasan bahasa atau kata
dapat mengusik tatanan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita
sebagai remaja penerus bangsa Indonesia masa depan ini melestarikan dan
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan. Hal ini mengisyaratkan kepada kita bahwa sebaiknya kita bisa
menggunakan bahasa indonesia dengan memperhatikan kaidah, peserta komunikasi,
situasi, kondisi dan tujuan kita dalam berkomunikasi. Dengan demikian, kita
akan dapat melestarikan bahasa indonesia kita tercinta ini dengan baik dan
benar.
Bahasa yang baik belum tentu benar, tapi
bahasa yang benar sudah tentu baik. Oleh karena itu, marilah kita lestarikan bahasa
indonesia, jangan biarkan bahasa Indonesia kita ini terusik dan tersisihkan
oleh bahasa-bahasa asing dan bahasa modern (Gaul). Marilah kita mulai
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama penggunaan bahasa
dalam jalur jejaring sosial (Facebook, SMS, dan BBM).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan tinggalkan Blog ini sebelum anda memberikan komentar...!!!