MAKALAH
TAHAPAN MENYIMAK
MENURUT
“HUNT”
Oleh :
M.YUSUF
Kelas : 1. A
Bahasa dan Sastra Indonesia
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
& ILMU PENDIDIKAN
( S T K I P )
YAPIS DOMPU
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum...war...wab...
Puji
syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan kekuatan
kepada saya, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah
Ket.Menyimak tentang Tahapan-tahapan menyimak menurut HUNT dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Menyimak adalah mendengarkan serta memerhatikan baik-baik apa yang dibaca
atau diucapkan oleh si pembicara serta menangkap dan memahami isi dan makna
komunikasi yang tersirat di dalamnya. Dalam hal mendengarkan atau memerhatikan
orang membaca atau orang yang bercakap, penyimak menerima keterangan melalui
rangkaian bunyi bahasa dengan susunan nada dan tekanan suara orang yang membaca
atau bercakap. Jika pembicara dan pembaca dapat melihat, maka penyimak akan
dapat melihat gerak muka dan gerak tangan pembicara seperti, bibir, mimik, dan
sebagainya. Jika penyimak menyimak lewat media bantu seperti tape recorder,
maka si penyimak hanya dapat menyimak bunyi bahasa yang disampaikan oleh si
pembicara.
Tidak lupa pula saya khaturkan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya
kepada bapak Dosen serta teman-teman yang telah memberikan motivasi kepada
saya, sehingga saya bisa dan mampu mengetahui dari hal-hal yang belum pernah
saya ketahui menjadi sesuatu yang sangat bermakna dan berarti bagi saya pribadi
khususnya.
Saya sadar, bahwa dalam penyusunan makalah ini, terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik maupun saran dari teman-teman yang
bersifat membangun, sangat saya harapkan untuk perbaikan dan penambahan dilain
waktu dan dilain kesempatan.
Demikian uraian singkat dari saya, semoga dengan adanya makalah ini, dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi para pembaca makalah ini nantinya.
Wassalam,
Dompu, 10 Desember 2011
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar belakang
Pengajaran bahasa
Indonesia bertujuan memberikan pengetahuan kebahasaan agar murid mampu
menguasai bahasa Indonesia sebaik-baiknya. Untuk mencapai tujuan ini maka, pada
dasarnya ada empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh murid secara
baik dan benar sebagaimana tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), yaitu keterampilan menyimak (listening skill) keterampilan
berbicara (speaking skill), keterampilan membaca (reading skill),
dan keterampilan menulis (writing skill).
Dari keempat
keterampilan berbahasa (language skill) yang dikemukakan di atas, hanya
keterampilan menyimak yang akan menjadi perhatian dalam makalah ini karena pada
umumnya pengetahuan diperoleh melalui keterampilan menyimak. Setiap orang
mendengar berita-berita melalui media massa maupun informasi melalui tatap
muka, saat itu telah berlangsung pula kegiatan menyimak. Oleh karena itu,
pengajaran menyimak mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
pembelajaran di sekolah dasar sebab kemampuan menyimak yang baik adalah kondisi
awal untuk menghasilkan prestasi belajar yang baik.
II. Tujuan
Adapun beberapa tujuan yang akan dicapai dalam makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pemahaman dan tanggapan seorang tentang
Menyimak.
2. Meningkatkan pemahaman dan tanggapan seorang tentang
menyimak dengan cara bertahap.
III. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Menyimak ?
2. Bagaimanakah cara melakukan
Penyimakan secara bertahap ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Menyimak
Orang tua sering
memberikan nasihat kepada putra-putrinya yang berbunyi, kalau orangtua sedang
bicara, jangan hanya sekedar mendengar saja, masuk dari telinga kiri keluar
dari telinga kanan, tetapi simaklah, dengarkanlah baik-baik, masukkan ke dalam
hati.
Apabila kita
memerhatikan cuplikan di atas, maka menyimak sangat dekat maknanya dengan
mendengar dan mendengarkan. Namun, kalau kita pelajari lebih jauh, ketiga kata
itu terdapat perbedaan pengertian. Mendengar didefinisikan sebagai suatu
proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan makna
dan pesan bunyi itu. Sedangkan menyimak adalah proses mendengar dengan
pemahaman dan perhatian terhadap makna dan pesan bunyi itu. Jadi, di dalam
proses menyimak sudah termasuk mendengar, sebaliknya mendengar belum tentu
menyimak. Di dalam bahasa Inggris terdapat istilah “listening
comprehension” untuk menyimak dan “to hear” untuk mendengar.
Menyimak merupakan
proses pendengaran, mengenal dan menginterprestasikan lambang-lambang lisan,
sedangkan mendengar adalah suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar
tanpa banyak memerhatikan makna itu. Dengan kata lain menurut Tarigan (1993:
19): “Dalam proses menyimak juga terdapat proses mendengar, tetapi tidak selalu
terdapat proses menyimak di dalam suatu proses mendengar.”
Kalau keterampilan
menyimak dikaitkan dengan keterampilan berbahasa yang lain, seperti
keterampilan membaca, maka kedua keterampilan berbahasa ini berhubungan erat,
karena keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Perbedaannya terletak
dalam hal jenis komunikasi. Menyimak berhubungan dengan komunikasi lisan,
sedangkan membaca berhubungan dengan komunikasi tulis. Dalam hal tujuan,
keduanya mengandung persamaan, yaitu memperoleh informasi, menangkap isi,
memahami makna komunikasi.
Dari uraian di
atas, maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa menyimak adalah mendengarkan serta
memerhatikan baik-baik apa yang dibaca atau diucapkan oleh si pembicara serta
menangkap dan memahami isi dan makna komunikasi yang tersirat di dalamnya.
Dalam hal mendengarkan atau memerhatikan orang membaca atau orang yang
bercakap, penyimak menerima keterangan melalui rangkaian bunyi bahasa dengan
susunan nada dan tekanan suara orang yang membaca atau bercakap. Jika pembicara
dan pembaca dapat melihat, maka penyimak akan dapat melihat gerak muka dan
gerak tangan pembicara seperti, bibir, mimik, dan sebagainya. Jika penyimak
menyimak lewat media bantu seperti tape recorder, maka si penyimak hanya dapat
menyimak bunyi bahasa yang disampaikan oleh si pembicara.
B.
Tahapan-tahapan dalam Menyimak
Selain tahapan-tahapan menyimak menurut srickland dan
Anderson, terdapat juga pakar lain yang mengemukakan pendapatnya tentang
tahapan-tahapan dalam menyimak, yaitu Hunt. Menurut Hunt, ada 7 tahapan dalam
menyimak yaitu :
1.
Isolasi
2.
Identifikasi
3.
Integrasi
4.
Inspeksi
5.
Interpretasi
6.
Interpolasi
7.
Intropeksi
Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut :
1.
Isolasi (pemisahan/memisahkan)
Isolasi(memisahkan)
yang dimaksud dalam tahapan ini ialah sang penyimak harus bisa mencatat
aspek-aspek kata lisan yang disimak dan mampu memisahkan atau mengisolasikan
bunyi-bunyi, ide-ide, fakta-fakta, organisasi-organisasi khusus yang
dilontarkan oleh pembicara itu sendiri.
Pada tahapan ini
juga sang penyimak harus bisa menyikapi hal-hal yang dianggap menggaggu agar mencapai proses penyimakan yang baik dan
benar. Dalam tahap inilah, sang penyimak mampu mengisolasikan hal-hal atau
sesuatu yang disimak. Hal itu dilakukan agar bisa mengambil dan mengutip hasil
yang baik dan benar didalam proses menyimak..
Contoh :
Ketika seseorang
menyimak sebuah berita disebuah station televisi, sang penyimak mencatat hal-hal
yang dianggap penting dan membedakan setiap bunyi atau suara yang dilontarkan
oleh pembicara itu sendiri.
2.
Identifikasi (menentukan atau menetapkan)
Dalam tahapan
menyimak ini. Seseorang mampu mendata, mencatat apa yang sedang dibicarakan tentang
hal-hal yang dianggap penting dan bermanfaat bagi kita. Dalam hal ini apabila
stimulus tertentu sudah dapat dikenal atau kita ketahui maka suatu makna atau
identitas pun bisa kita tetapkan atau diberikan kepada setiap butir-butir atau
hal-hal yang berdikari atau berdiri sendiri itu.
3.
Integrasi (Penyatuan/menyatukan)
Pada tahapan ini, kita
harus bisa menyesuaikan atau menyatupadukan sesuatu yang kita dapatkan sekarang
dengan informasi lain yang telah miliki yang telah tersimpan dan terekam dalam memori
atau otak kita sebelumnya. Hal ini dilakukan agar kita bisa mendapatkan hasil
penyimakan yang lebih baik dan akurat.
Hal ini bermaksud,
agar mampu menyesuaikan atau membandingkan hasil penyimakan dengan informasi
yang telah kita ketahui sebelumnya.
Contoh : ketika
kita menyimak sebuah pidato/pengumuman, kita biasanya akan melakukan penyimakan
dengan baik. Akan tetapi pengumuman tersebut masih membutuhkan penjelasan dan
gambaran yang lebih jelas lagi. Nah disitu kita akan mampu
menyatukan/membandingkan antara informasi yang didapat pada yang pertama dengan
informasi yang didapat kemudian(yang dihadapi).
4.
Inspeksi
Pada tahap ini, ketika
kita mendapat informasi-informasi baru yang kita terima atau yang kita
dapatkan, kita bisa membandingkan atau memeriksa kembali dengan informasi yang
telah kita miliki sebelumnya yang berkaitan dengan hal tersebut. Hal ini kita
lakukan agar supaya kita bisa mengetahui mana yang bisa kita gunakan dan mana
yang tidak layak untuk kita lakukan.
Dalam tahapan ini
sebenarnya memiliki sedikit kesamaan dengan tahapan integrasi, hanya saja dalam
tahapan ini kita dituntun untuk mampu memeriksa dan menilai kembali informasi yang kita dapatkan dengan
pengetahuan kita sendiri.
Contoh : ketika
orang tua/orang lain memberikan pengertian(motivasi) kepada kita, kita kadang
tidak sepenuhnya langsung melakukannya,
kita harus bisa membandingkan dan memikirkan(menilai) apakah mampu kita lakukan
atau pantas(baik) untuk kita terapkan.
5.
Interpretasi
Pada tahap ini,
kita secara aktif mengevaluasi sesuatu yang kita dengar dan menelusuri dari
mana datangnya semua informasi itu. Dalam kegiatan penyimakan ini juga kita
bisa memberikan kesan atau pendapat kita agar dalam proses evaluasi bisa
terlaksana dengan baik, tidak dengan secara setengah-setengah.
Dalam tahapan ini
bermaksud, bahwa ketika kita dalam proses kegiatan penyimakan, kita boleh
meluangkan segala pendapat atau opini
kita, namun tidak menegahi atau membantah ketika orang sedang berbicara. Hal ini
dilakukan agar supaya didalam proses perbandingan atau pengevaluasian bisa
mendaptkan hasil yang maksimal dan baik. Dalam arti tidak secara bertahap atau
setengah-setengah.
6.
Interpolasi
Pada tahapan ini, selama
proses penyimakan kita tidak ada pesan yang membawa makna dalam atau berguna dan
memberi informasi yang bermanfat bagi kita, maka tanggung jawab kita sendiri
untuk menyediakan serta memberikan data-data dan ide-ide penunjang dari latar
belakang pengetahuan dan pengalaman kita sendiri untuk mengisi serta memenuhi
butir-butir pesan yang kita dengar.
Dalam tahapan ini
bermaksud, bahwa ketika informasi yang didapatkan atau yang disimak tidak
berguna atau tidak lengkap menurut kita, maka untuk menyempurnakannya, kita
harus menyediakan serta memberikan informasi atau ide-ide penunjang yang
berkaitan dengan hal-hal yang kita simak, agar informasi yang kita anggap tidak
lengkap tadi bisa terlengkapi dan terisi dengan baik dan secara sempurna.
Contoh : kita
melakukan penyimakan melalui Televisi atau radio, akan tetapi informasi yang
disampaikan tidak mampu kita pahami dan dicerna, akan tetapi informasi tersebut
mampu kita nilai atau telusuri dengan pemahaman atau pengalaman yang telah ada
dalam otak kita sebelunya. Jadi, ketika ada orang lain yang menanyaka tentang
informasi tersebut, kita tidak kebingungan lagi menyampaikannya.
7.
Intropeksi
Setelah kita
melakukan proses penyimakan, kita bisa menilai serta menguji
informasi-informasi yang baru kita dapatkan, dengan pengalaman atau pengetahuan
yang kita miliki, agar kita bisa menerapkan dan melakukannya pada keadaaan
maupun situasi kita sendiri. Baik di lingkungan sosial maupun di lingkungan
keluarga terdekat kita.
Jika kita amati
uraian di atas, sebenarnya sama-sama memiliki keterkaitan dan ketergantungan.
Supaya kita mendapatan hasil yang maksimal dan baik serta berguna untuk kita,
maka setidaknya kita harus mampu melewati beberapa tahapan-tahapan yang
dikemukakan oleh “HUNT” tersebut. Walaupun hal itu kita melakukannya tidak
secara menyeluruh dan sekaligus.
Dengan adanya ke-7
tahapan tersebut di harapkan juga agar kita bisa melakukan proses penyimakan
dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal. Dimana, sebagian besar orang
mengatakan bahwa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih baik dan banyak
ialah dengan melalui proses penyimakan. Apabila kita mampu melaksanakan dan
menerapkan ke-7 tahapan menyimak diatas, pasti kita akan mendapatkan
informasi-informasi dengan baik, tepat, serta akurat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah menelaah ketujuh tahap tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa didalam
melakukan suatu proses menyimak yang baik itu tidak hanya merupakan mendengar
secara pasif tetapi suatu kegiatan atau aktivitas yang menuntut partisipasi,
keikutsertaan, keterlibatan sang penyimak terhadap hal-hal yang disimak. Agar
kita bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dan maksimal.
Menyimak juga merupakan sebuah proses mendengarkan
bunyi bahasa, mengidentifikasi, menafsirkan, menilai, dan mereaksi makna.
Daftar Pustaka
Ahmad, Mukhsin. 1990. Strategi Belajar-Mengajar
Ketrampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra.Malang: Y A 3
Henry Guntur. 1980.Menyimak sebagai suatu
Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa