Assalamualaikum Saudara dan Saudari ku...

Salam sejahtera untuk kita semua....
Semoga kita selalu berada dalam lindungan Allah S.W.T.....Amin

Sabtu, 25 Januari 2014

Cerpen : Gadis Berhati Sabar



GADIS BERHATI SABAR
Karya: Muhamad Yusuf

Dayat, begitulah sapaan si gadis cantik oleh teman-teman bahkan kedua orang tuanya. Dayat adalah anak pertama dari keempat bersaudara. Kehidupan mereka terlihat sangat sederhana dan berkecukupan. Bapaknya hanyalah seorang tukang batu biasa dan ibunya hanya pengurus rumah tangga. Namun, semua itu bukanlah penghalang bagi keluarga mereka untuk terus bekerja dan berusaha mencari nafkah untuk membiayai sekolah dan memberi makan anak-anaknya. Kebahagiaan tidak pernah terlepas dari benak mereka. Setiap hari bahkan setiap saat mereka tetap memancarkan senyuman dan kebahagiaan, yang seakan-akan tidak ada masalah apa-apa dalam kehidupan mereka.
Oleh karena ruang pekerjaan yang minim dan tuntutan hidup yang semakin hari semakin bertambah, ditambah lagi untuk membiayai dayat yang sedang kuliah, membuat kedua orang tuanya pergi merantau ke luar kota untuk mencari nafkah. Sejak saat itu, tinggallah dia bersama ketiga adik-adiknya di rumah. Semenjak bapak dan ibunya pergi merantau, segala urusan rumah dan adik – adiknya telah menjadi bagian dari urusannya. Dari menyiapkan makanan untuk adik-adiknya yang pergi sekolah sampai membersihkan rumah. Namun hal-hal yang seperti itu, bukanlah kali pertamannya yang dia lakukan. Sejak kecil pun dia selalu ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya. Dia adalah sosok wanita ciptaan tuhan yang begitu sabar dan selalu patuh terhadap orang tuanya.
Siang berganti malam dan bulan pun mulai memancarkan cahaya terangnya. Suara angin berhembus dengan lembut, tampak si gadis sedang duduk depan rumah dan merindukan kedua orang tuanya serta kekasihnya yang jauh di seberang lautan. Dia terdiam dan tersenyum dalam lamunannya, membayangkan wajah si pujaan hati yang begitu mencintai dan menyayanginya dengan tulus dan penuh cinta.
Belum begitu lama dia duduk sendirian, datanglah seorang sahabatnya bernama Anah, yang rumahnya pun tidak begitu jauh dari tempat tinggalnya...
“Hey.. Yat, ko’ melamun gitu, senyum – senyum sendiri lagi,,, (sahabatnya mencoba mengagetkan dia)
“Lagi mikirin siapa sih” ??? anah bertanya
“Apa,,, lagi bayangin wajahnya si Yuda yh..??? hehehe (Lanjut sahabatnya sambil mencoba menebak apa yang ada dalam  pikiran dayat)
Dengan rasa kaget dan merasa malu terhadap sahabatnya..... Dayat pun menjawab ;
“Eh,, kamu rupanya, bikin kaget aku aja”... cetus dayat
“Hhhmm,,, iya juga sih,,, tapi ada hal lain yang sedang ku khawatirkan sahabat ku”, lanjutnya...
“Khawatir kenapa sahabat ku” ??? (Anah memotong pembicaraan dayat)
Dayat pun terdiam sejenak, wajahnya kelihatan sangat sedih dan meneteskan air mata... Anah merasa bingung dan Anah pun melanjutkan pertanyaannya...
“ Ada apa dengan mu sahabat ku ??? Apa kamu sedang ada masalah ???
“Coba deh cerita pada ku,,,, mungkin ku bisa sedikit membantu masalah mu... (Anah mencoba menenangkan sahabatnya)”...
Dengan wajah yang sedih serta dibarengi senyuman, dayat pun menjawab ;
“Begini sahabat ku”... saat ini aku sedang merindukan kedua orang tua ku,,, aku khawatir dengan keadaan mereka, apakah mereka baik-baik saja atau bagaimana...???
 “Mangnya, selama mereka pergi, mereka gak pernah menghubungi kamu” ??? Tanya anah...
Sambil mengusap air mata, dayat menjawab:
“Pernah sih, tapi itu waktu baru-baru mereka pergi saja, itupun lewat telpon genggam bibi dan sudah hampir dua bulan ini mereka tidak ada kabarnya... Aku takut mereka kenapa- kenapa sahabat ku”...
Begitu anah melihat sahabatnya yang menangis, Anah langsung membelai pundak sahabatnya sambil berkata ;
“Yang sabar yah,, sahabat ku.. aku yakin mereka juga pasti akan merindukan dan mengkhawatirkan keadaan dirimu dan adik-adik mu di sini... Mungkin mereka masih sibuk dengan pekerjaannya, sehingga mereka belum ada kesempatan untuk menghubungi mu”... (Anah mencoba memberi nasehat dan menenangkan hati dayat )
“Berdoa dan teruslah berdoa untuk mereka sahabat ku... Insya Allah mereka akan selalu ada dalam lindungan-Nya... Yang sabar yah.... (Lanjutnya... )
Dayat pun menghapus air matanya sambil tersenyum menatap wajah sahabatnya dan berkata :
“Terima kasih yah sahabat ku, engkau memang sahabat ku yang paling baik”
Anah pun mengangguk sambil berkata ;
“Iya sahabat ku,,, kalau begitu, kita pergi jalan-jalan yuk, biar ga’ jenuh dan sedih lagi...!!! Ajak Anah....
“Ayooo”.... Dayat menjawab....
Mereka pun pergi jalan-jalan sambil menikmati indahnya rembulan malam yang menghiasi  dan menerangi gelapnya malam...
Pagi yang cerah, kembali menghiasi hari yang indah. Segala aktivitas mulai dilakukan. Begitupun yang dilakukan dayat, sebelum dia pergi kuliah, dia terlebih dahulu mengurus keperluan adik – adiknya yang pergi sekolah juga. Setelah adik-adiknya berangkat sekolah, barulah dia berangkat kuliah juga. Itulah yang dilakukannya setiap hari. Hingga suatu hari, adiknya yang terakhir yang bernama Nita jatuh sakit dan demam tinggi. Diapun bingung harus berbuat apa, dia mau meminta pertolongan kepada tetangganya, tapi dia takut merepotkan orang lain. Mau menghubungi kedua orang tuanya, dia tidak memiliki handpone (Hp), sebab dia adalah sosok wanita yang sholeh dan tidak pernah sombong, apalagi memakai alat yang seperti itu. Akhirnya, dengan penuh pasrah dan tawakkal kepada Allah SWT, dia memutuskan untuk membawa adiknya ke puskesmas terdekat dengan memakai sepeda yang biasa dia gunakan untuk pergi kuliah.
Ditengah kesedihan dan kekhawatiran terhadapnya, dia tidak pernah lupa berdoa untuk kedua orang tuanya dan untuk kesembuhan adiknya. Dayat begitu bingung dan gelisah, darimana ia mendapatkan uang untuk membiayai pengobatan adiknya. Ditengah kebingungannya, ternyata Allah memberikan jalan kemudahan untuknya. Biaya pengobatan adiknya yang ia pikirkan, ternyata tidak terjadi karena mendapatkan biaya pengobatan gratis. Dengan perasaan bahagia dan tak terbebani, dia pun kembali kerumah membawa pulang adiknya.
Tiga hari sudah adiknya terbaring dikasur dalam keadaan yang sedikit membaik, dan selama itu juga dayat merawat Nita dan kedua adiknya yang lain. Karena sibuk merawat dan menjaga adiknya yang sedang sakit, dia pun rela meninggalkan sekolahnya untuk beberapa hari. Namun, seorang adik yang melihat kakaknya yang sedang menengok temannya yang pergi kuliah dari arah jendela kamar, adiknya pun mencoba berbicara sama kakaknya.
“Kak, sebaiknya kakak pergi kuliah saja, Nita sudah gak apa-apa kok, lagian sekarang kan nita sudah sembuh kak”. Nita memulai pembicaraan
“Ndak apa-apa kok dek, lagian kakak gak tega tinggalin Nita sendirian di rumah,,, nanti, adik kesayangan kakak ini siapa yang jagain ? makanya, nita harus cepat sembuh yh !”... dayat menjawab dengan tersenyum dan melihat ke arah adiknya yang sedang baring dikasur“...
“Iya kak, tapi Nita sudah sembuh kok (sambil bangun dari tempat tidur), coba deh kakak cek badan Nita (mengambil tangan kakaknya dan diletakan di kepalanya), dah sembuhkan kak ?” tanya Nita
“Oh iya, alhamdulillah, ternyata adik sudah benar-benar sembuh sekarang (sambil memeluk erat adiknya). “Lain kali, nita harus jaga kesehatan yh, dan jangan mandi hujan lagi,” Dayat mencoba menasehati adiknya
“Iya kak, nita janji, nita tidak akan ulangi lagi dan nita gak akan merepotkan kakak lagi” jawab Nita
“Iya deh, sekarang, mendingan adek makan dulu yh, (sambil mengambil makanan yang ada diatas meja) biar nita bisa kuat dan tambah sembuh lagi”
“Iya kak,” jawab Nita

Beberapa hari kemudian, ketika dayat sedang cuci piring didapur, terdengar suara ketokan pintu dan ucapan salam dari depan pintu...
“Assalamualaikum” (sambil mengetuk pintu)
“Wa’alaikumsalam” sambil menuju ke depan pintu rumahnya.
Dengan perlahan-lahan dia berjalan, ternyata yang datang adalah bapak dan ibunya.
Dengan perasaan senang dan bahagia, dia pun langsung memeluk ibunya dan ikut memasukan barang-barang(bekal) yang di bawa oleh orang tuanya ke dalam rumah.
Sejak itulah, dayat disebut sebagai gadis yang sabar, soleha dan taat kepada orang tua oleh tetangga-tetangganya, teman-temannya yang di kampung maupun yang ada dikampus.

Bersabarlah dalam menghadapi setiap masalah dan janganlah jadikan masalah tersebut sebagai beban dalam hidup, tapi jadikanlah masalah tersebut sebagai jalan untuk kita melangkah menuju kedewasaan. Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan dan setiap ada awal pasti ada akhir. Begitu pun dengan masalah, Setiap ada masalah pasti ada jalan keluar atau penyelesaiannya...

###...Sekian... ###

Apa Bedanya Nyamuk dengan Kita "Manusia?


Apa Bedanya Nyamuk dan Kita"Manusia?
Oleh : Muhamad Yusuf

Dua malam yang lalu, seperti biasa aku duduk didepan meja belajarku. Aku ditemani pena yang menggelayut erat dalam lipatan jariku berpikir mengumpulkan hal-hal baru yang menarik dan dapat kurangkai dalam kata-kata. Ya, itulah kebiasaanku, menulis di tengah heningnya malam dan kegelapannya. Sebuah kebiasaan yang telah dipahami dengan sendirinya oleh para rekan dan keluargaku.
Belum lama aku tenggelam dalam perenunganku, dan belum sebuah masalah pun yang tergambar dalam otakku. Tiba-tiba sebuah sengatan tajam menusuk kulit telingaku, lalu pindah ketanganku.... Pikiranku buyar.. tapi ternyata kebuyaran itu membentuk sebuah hal baru yang muncul dalam pikiranku.
Seekor nyamuk telah menggangguku. Aku berusaha menepuknya, tapi sayapnya lebih cepat membawa lari mungil tubuhnya. Aku mencoba buka jendela, dan dengan cara itu ada gerombolan nyamuk lain yang langsung menerjang masuk. Kuhantam mereka dengan satu kibasan.... Luar biasa ternyata mereka mampu menghindar dengan berpencar.... Sungguh baru kali ini aku melihat ada sebuah umat yang dengan jalan berpencar dan berbeda arah malah mampu menyelamatkan kehidupannya. Mereka adalah nyamuk-nyamuk yang pandai.
Kalau begitu alangkah lemahnya manusia, yang selalu merasa paling pandai dan merasa paling kuat, bahkan merasa selalu ingin menguasai dunia ini dengan kekuatan... Padahal mereka kadang malah tertipu dengan keangkuhannya, merasa kuat, tapi untuk membunuh serangga kecil itu dengan satu kibasan saja kadang tak mampu...
Kalau manusia mau berpikir, bahwa antara manusia yang berakal, hewan yang berinsting, tumbuhan yang berkembang, ataupun benda mati yang diam semuanya tak akan ada kekuatan apapun kecuali berkat karunia ilahiyah semata. Tapi itulah yang kerap dilupakan.

AKU MENEMUKAN BEBERAPA KESAMAAN ANTARA “NYAMUK” DAN “MANUSIA”. . .
Pertama, nyamuk mencari jalan hidupnya dengan mengisap darah, namun terkadang ia berlebihan dalam isapannya sehingga kecil badannya tak mampu menampung semua hasilnya tadi. Begitupun ia terus mengisap tak mau berhenti, hingga akhirnya perutnya kembung dan hampir pecah dengan sendirinya... Sungguh ia mencari hidup melalui jalan kematian, dan mencari jalan keselamatan namun disarang bahaya.
Kalaulah boleh kita qiyaskan maka ia tak jauh beda dengan orang serakah dan pecandu narkoba, pada isapan dan hirupan pertamanya ia merasa melihat surga dan kebahagiaan, sehingga ia tertuntut untuk kedua, dan ketiga kalinya bahkan seterusnya... Hingga menjadi sebuah kedahagaan tersendiri jika ia tak mengulanginya. Sementara ia tidak menyadari bahwa kefanaan telah mengintai dirinya dengan taring-taring yang menyeringai.

Kedua, nyamuk adalah mahluk yang tak mempunyai siasat mencari hidup yang baik. Hal itu dapat kita lihat saat ia hinggap pada tubuh manusia, ia tak hinggap kecuali dengan membawa dengungan suara yang yang menandakan akan kedatangannya. Akhirnya secara otomatis tubuh yang ia hinggapi tadi akan segera menampiknya dan menggagalkan usahanya.
Kalau boleh kita qiyaskan maka ia tak lebih bagaikan seorang politikus yang bodoh, yang banyak ngoceh sana-sini, dan mengumbar statement tanpa karuan yang akhirnya statemen-statemen itu malah menghancurkanya, dan membuat musuh dapat berbuat sekehendak hati padanya, bahkan menyerangnya dengan serangan balik yang tidak ia sadari...

Ketiga, nyamuk yang dengan keringanan tubuhnya mampu hinggap di tubuh manusia dengan hampir tak terasa sedikitpun. Tapi sengatan dan gigitan yang ditimbulkan olehnya betul-betul perih dan menyakitkan.
    Ini bisa dianalogikan seperti seorang yang dengan segala senyum manisnya berusaha untuk memikiat hati orang lain, hingga saking indah dan mesranya senyum itu, kita tak mempunyai sedikit prasangka buruk kepadanya. Tapi ternyata dibalik senyum nan indah dan bersahaja itu tersimpan sejuta tujuan nan jahat bahkan sanggup mengahancurkan dan "menyengat" kita jika maksud dan tujuannnya telah tercapai.