Assalamualaikum Saudara dan Saudari ku...

Salam sejahtera untuk kita semua....
Semoga kita selalu berada dalam lindungan Allah S.W.T.....Amin

Rabu, 13 Maret 2013

Tugas Dasar Keterampilan Berbicara


METODE PEMBELAJARAN
BERBICARA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keterampilan Berbicara



Disusun Oleh :
Kelompok 1

1.   Asni Kurnania                      ( 004 )
2.   Feby Haryani                       ( 012 )
3.   Juhana                                 ( 024 )
4.   M. Yusuf                             ( 031 )
5.   Wasiatun Rahmawati       ( 048 )
6.   Nurwahidah                        ( 049 )


Dosen Pengampu:
Nurfuziah, S.Pd



SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) YAPIS DOMPU
Tahun Akademik 2012/2013



KATA PENGANTAR


Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan kepada kita semua. Sehingga kami dari kelompok 1 dapat menyelesaikan tugas yang berjudul Metode Pembelajaran Berbicara ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tugas ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Berbicara.
Ucapan terima kasih kepada ibu Nurfuziah, S.Pd selaku Dosen pengampu kami, yang telah membimbing dan banyak memberikan masukan serta motivasi terhadap kami, sehingga kami dapat mengetahui banyak hal dalam pembelajaran berbicara.
Kami menyadari, bahwa dalam penyusunan tugas ini, masih terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami atas nama penyusun makalah ini sangat mengharapkan kritik maupun masukan yang bersifat membangun dari teman-teman selaku pembaca, untuk perbaikan kami kedepannya.
Demikian penyusunan tugas ini, semoga dapat bermanfaat dan menunjang pengetahuan kita. Amin

Dompu, 07 Januari 2013
Penyusun,

 
Kelompok 1


  
DAFTAR ISI

LEMBARAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
  2. Rumusan Masalah
  3. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
  1. Pengertian Berbicara
  2. Kegiatan Berbicara
  3. Metode Pembelajaran
  4. Metode Pembelajaran Berbicara
1)      Metode Ulang Ucap
2)      Metode Lihat Ucap
3)      Metode Memberikan Deskripsi
4)      Metode Menjawab Pertanyaan
5)      Metode Bertanya
6)      Metode Pertanyaan Menggali
7)      Metode Bercerita
8)      Metode Melanjutkan Cerita
9)      Metode Menceritakan Kembali
10)  Metode Percakapan
11)  Metode Parafrase
12)  Metode Memberi Petunjuk
13)  Metode Pelaporan
14)  Metode Wawancara
15)  Metode Diskusi
16)  Metode Bertelepon
17)  Metode Dramatisasi

BAB III PENUTUP
  1. Kesimpulan
  2. Saran
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Keterampilan berbahasa dibagi menjadi 4 macam, yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Dari keempat keterampilan berbahasa tersebut, yang paling menonjol pemakaiannya di masyarakat dan siswa adalah berbicara, terbukti anggota masyarakat terutama para siswa lebih suka dan lebih bisa berbicara daripada ketiga keterampilan berbahasa yang lain.
Walaupun demikian, mereka sebenarnya belum terampil berbicara dalam arti yang sebenarnya. Oleh karena itu, untuk menunjang kelancaran berbicara tersebut, perlu digunakan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan dan kondisi siswa itu sendiri.
Oleh karena itu, seorang guru dalam mengajarkan keterampilan berbicara diharapkan dapat memberikan dorongan kepada siswa melalui perencanaan dan pelaksananaan serta penggunaan metode pembelajaran bahasa dengan baik, agar siswa tidak merasa peka, bosan serta jenuh dalam menerima pelajaran.
Metode-metode pembelajaran haruslah dapat memotivasi siswa serta memancing siswa untuk berbicara. Untuk mengetahui beberapa metode tersebut, maka akan kita bahas dalam presentasi kita kali ini.

B.     RUMUSAN MASALAH
Dari uraian berbicara tersebut, maka dapat kami angkat beberapa permasalahan dalam pembelajaran berbicara ialah :
1.      Apa yang dimaksud dengan berbicara ?
2.      Apa itu kegiatan berbicara ?
3.      Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran ?
4.      Apa saja metode yang dipergunakan dalam pembelajaran berbicara ?

C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Memotivasi peserta didik untuk tanggap, berani, dan percaya diri dalam berbicara.
2.      Melatih peserta didik untuk berbicara dengan baik, sesuai dengan kaidah dan aturan kebahasaan.
3.      Memberikan gambaran terhadap seorang guru tentang metode-metode yang akan digunakan dalam pembelajaran berbicara.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN BERBICARA
Berbicara merupakan sarana utama untuk membina saling pengertian, komunikasi timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Kegiatan berbicara didalam kelas bahasa mempunyai aspek komunikasi dua arah, yakni antara pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik.
Dengan demikian latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh:
(1)   Kemampuan mendengarkan
(2)   Kemampuan mengucapkan
(3)   Penguasaan (relatif) kosa kata.
Secara umum tujuan latihan berbicara untuk tingkat pemula dan menengah ialah agar siswa dapat berkomunikasi lisan secara sederhana dalam Bahasa Inggris. Oleh karena itu, dalam pembelajarannya harus mampu menggugah dan memotivasi siswa untuk berbicara dan mempunyai keberanian untuk mempraktikkannya.
B.     KEGIATAN BERBICARA
Kegiatan berbicara adalah kegiatan yang tidak dapat dilepaskan dalam keseharian kehidupan kita sebagai manusia. Tujuan dari belajar berbicara adalah menyampaikan buah pikiran, gagasan dan ide dengan bahasa yang dapat dipahami orang lain dengan tingkat kebahasaan sesuai dengan karakter umur dan kelompok kelas siswa bersangkutan. Dengan berbicara maka segala unek-unek, gagasan, ide dan pendapat akan tersampaikan.
Apabila isi dari pembicaraan seseorang mendapat tanggapan yang baik dari si penyimak maka akan menciptakan efek kepercayaan diri yang lebih dari si pembicara untuk selanjutnya berkreasi menyampaikan gagasan lainnya. Melalui penyampaian gagasan, akan berdampak pada daya imajinasi siswa dalam mengolah pikirannya sehingga akan meningkatkan daya pikir dan logika.
Dengan melatih siswa dalam berbicara,maka siswa akan mudah berkreasi tanpa batas dan menghasilkan manusia-manusia unggul serta berhasil kelak dikemudian hari. Oleh karena itu, perlu diberikan pembelajaran khusus dalam pengembangan keterampilan berbicara. Selain itu, berbicara juga merupakan sebuah tempat untuk kita berkomunikasi, maka perlu juga untuk kita mempelajari metode-metode dalam pembelajaran berbicara.
 C.    METODE PEMBELAJARAN
Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran adalah cara menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa.  Apabila dikaitkan dengan pengalaman belajar, metode berfungsi sebagai sarana untuk mewujudkan pengalaman belajar yang telah dirancang (Tarigan, 1980:260).
D.    METODE PEMBELAJARAN BERBICARA
Metode pembelajaran adalah cara menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Oleh karena itu, tanpa adanya metode yang tepat maka bahan pembelajaran dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa akan menjadi tidak berarti.
(Tarigan dalam idra, 2002:56) mengemukakan beberapa metode dalam pembelajaran berbicara ialah sebagai berikut :
1.      Metode Ulang Ucap
Model ucapan adalah suara guru atau rekaman suara guru. Model ucapan yang diperdengarkan kepada siswa harus dipersiapkan dengan teliti. Model ucapan ini diperdengarkan di depan kelas, siswa mendengarkan dengan teliti lalu mengucapkannya kembali sesuai dengan model atau yang diucapkan guru.
Metode ulang ucap ini, biasanya sangat cocok untuk siswa SD karena pada tahap-tahap awal siswa belajar berbicara sangat memerlukan contoh pelafalan secara benar sebagai pajanan (Expose).
Contoh
Contoh Fonem
Contoh Kata
Contoh Kalimat
Guru: /a/,/i/,/m/,/n/
Siswa: /a/,/i/,/m/,/n/
Guru : provokator
Siswa: provokator
Guru : Selamat pagi, Kak
Siswa: Selamat pagi, Kak

2.      Metode Lihat Ucap
Metode lihat ucap merupakan perangsang bagi siswa untuk mengekpresikan hasil pengamatannya. Hal-hal yang diamati adalah  dapat berupa benda, gambar benda, dan duplikat benda.
Metode ini dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan sesuatu yang konkret atau gambar benda sebagai media, kemudian siswa menyebutkan warna benda tersebut dan menceritakan isi gambar sesuai dengan yang diperlihatkan oleh guru
Contoh
-         Guru : memperlihatkan bola tenis
-         Siswa : bola tenis
-         Guru menunjukkan gambar berseri.
-         Siswa membaca gambar dengan lafal gambar ber-[seri].
-         Guru menunjukkan gambar orang senyum berseri-seri.
-         Siswa membaca gambar dengan lafal gambar [seri].
3.      Metode Memberikan Deskripsi
Teknik mendekripsi/ menggambarkan/ melukiskan/memerikan sesuatu secara verbal yang digunakan untuk melatih siswa berani dalam berbicara atau mengekspresikan hasil pengamatannya terhadap sesuatu.
Dengan metode ini siswa diberikan tugas untuk untuk mendeskripsikan suatu benda yang diperlihatkan oleh guru secara lisan.
Contoh
-     Guru membawa dan memperlihatkan daun pepaya kepada siswa dan meminta siswa sejenak mengamatinya. Setelah itu, guru meminta siswa memberikan bentuknya, warna daunnya, manfaat dan sebagainya, sesuai dengan hasil pengamatannya.
4.      Metode Menjawab Pertanyaan
Teknik ini digunakan untuk melatih siswa berbicara. Melalui pertanyaan guru, siswa harus terpancing untuk menjawabnya dengan baik, benar, tepat. Pertanyaan harus disiapkan dengan cermat, tepat sasaran, dan merangsang. Misalnya menanyakan identitas diri.
Dengan menggunakan metode ini, maka siswa yang awalnya pemalu lama-lama akan menjadi terlatih keberanian berbicaranya karena ia selalu diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan secara lisan.
Pertanyaan dikondisikan sedemikian rupa oleh guru untuk merangsang kreatifitas berfikir dan menyampaikan tanggapan terhadap suatu masalah yang diajukan.
Contoh
-         Guru          :  Siapa namamu?
-         Siswa         :  Nama saya Yusuf.
-         Guru          :  Berapa usiamu?
-         Siswa         :  Usia saya 12 tahun.
-         Guru          :  di mana tempat tinggalmu?
-         Siswa         :  di Mbawi-Dompu
-         Guru          :  sempurnakan jawabanmu!
-         Siswa         : saya tinggal di jalan lintas Mbawi dusun Mpungga desa Mbawi   Kec.Dompu Kab.Dompu-NTB
5.      Metode Bertanya
Guru yang baik adalah guru yang selalu memberikan kesempatan kepada siswanya untuk bertanya. Karena dengan melalui pertanyaan, siswa akan dapat mengungkapkan keingintahuannya tentang sesuatu hal.
Melalui pertanyaan pula guru akan tahu kemampuan siswa dalam berbicara dan siswa juga dapat menemukan apa yang diinginkannya.
Contoh
-         Guru : (akan mengajarkan materi paragraf. Sebelum pembelajaran dimulai, siswa mengajukan pertanyaan).
-         Siswa : Apakah yang dimaksud paragraf itu, Pak?
-         Guru : (meminta siswa yang tahu untuk menjelaskan)
-         Siswa : Apakah paragraf itu sama dengan alinea, Pak?
-         Guru : (menjelaskan pengertian dan penggunaan paragraf)
6.      Metode Pertanyaan Menggali
Metode ini dapat digunakan untuk merangsang siswa banyak berpikir dan memancing siswa untuk berbicara. Pertanyaan menggali ini merupakan pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang berupa penjelasan.
Pertanyaan menggali dapat digunakan untuk menilai kedalaman dan keluasan pemahaman siswa terhadap suatu masalah. Dengan metode ini pula, maka siswa akan dapat berbicara untuk menyampaikan gagasan, ide-ide dan pendapat mereka.
Contoh
-         Guru  : Apa yang Anda ketahui tentang hujan?
-         Siswa : Hujan itu adalah air yang turun dari langit.
-         Guru   : Bagaimana proses terjadinya?
-    Siswa : Hujan berasal dari air yang menguap karena adanya panas. Uap tersebut membentuk awan, setelah terkumpul jadilah hujan.
7.      Metode Bercerita
Kegiatan bercerita untuk menuntun siswa menjadi pembicara yang baik. Lancar bercerita, berarti lancar berbicara. Dalam bercerita siswa dilatih untuk berbicara jelas, intonasi tepat, urutan kalimat sistematis, menguasai massa pendengar, dan berperilaku menarik.
Berani membawakan cerita sesuai dengan isi (menirukan suara, perilaku tokoh, dan sebagainya), sehingga emosi, imajinasi pendengar terangsang karenanya.
Contoh
-         Seorang siswa menceritakan pengalamannya pada suatu pagi.
-         Siswa menceritakan aktivitasnya sehari-hari.
-         dll
8.      Metode Melanjutkan Cerita
Kita sebagai seorang guru dapat membuat sesuatu permainan cerita. Siswa disuruh untuk menceritakan sesuatu, kemudian siswa yang lain disuruh melanjutkan cerita itu.
Guru dapat terlibat langsung dengan bertindak sebagai motivator atau pengumpan. Dalam metode ini juga, dituntut untuk Menyimak, kreatif, berpikir, dan nalar.
Contoh
-         Guru : Kelas IIB selalu menjadi juara. Ruang kelas terletak di dekat ruang guru. Suasana kelas ini tertata baik karena siswa-siswinya selalu bekerja sama.
-         Siswa A  : Iuran untuk penataan kelas pun dilakukan bersama-sama. Pemilihan dekorasinya selalu dimusyawarahkan.
-         Siswa  : Semua siswa kelas IIB selalu merasa nyaman di kelas dan nyaman dalam belajar sehingga selalu memperoleh prestasi yang membanggakan
9.      Metode Menceritakan Kembali
Metode ini dapat diterapkan untuk mengintegrasikan kompetensi membaca, mendengarkan, dan sastra. Untuk memulai pelajaran, guru dapat memutar kaset, memberi bahan bacaan, atau membacakan sebuah bacaan sastra kepada siswa.
10.  Metode Percakapan
Percakapan merupakan pertukaran pendapat, pikiran tentang suatu topik tertentu antara pembicara-penyimak. Dalam kegiatan terjadi perlaihan peran yaitu pembicara menjadi penyimak, penyimak menjadi pembicara.
Melalui kegiatan ini pula, diharapkan agar siswa memiliki kemampuan dalam menyampaikan sesuatu kepada siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.
Kegiatan percakapan biasanya dijumpai dalam:
-         Suasana akrab, spontanitas berbicara.
-         Topik pembicaraan suatu hal yang disepakati bersama
-         Topik yang dibahas merupakan kepentingan bersama
-         Percakapan merupakan dasar berbicara/ pengembangan berbicara
-         Guru harus sering melatih siwa untuk melasanakan kegiatan percakapan.
11.  Metode Parafrase
Parafrase berarti alih bentuk, misalnya mem- prosakan puisi atau sebaliknya mempuisikan prosa. Siswa dapat menceritakan puisi dengan bahasa prosa dan begitupun sebaliknya.
Siswa akan bergairah melaksanakan kegiatan ini, apabila guru mahir dalam melaksanakannya. Puisi atau prosa harus dipilih dengan cermat yang sesuai dengan sikon, lingkungan, kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman siswa.
Oleh karena itu, guru harus dengan matang dalam pembelajaran puisi, prosa secara sistematis, terinci, terarah. Guru juga harus mempersiapkan sebuah puisi yang cocok bagi kelas tertentu.
Guru membacakan puisi itu dengan suara jelas, intonasi yang tepat, dan kecepatan normal. Dengan begitu, siswa yang menyimak pembacaan tersebut akan memahami dan menceritakan kembali dengan kata-kata mereka sendiri.
12.  Metode Memberi Petunjuk
Dalam menggunakan metode ini, guru meminta siswa untuk memberi petunjuk tentang suatu acara, tempat, letak, atau cara menggunakan/ mengerjakan sesuatu dengan bahasa yang singkat, jelas, dan tepat.
Dengan begitu juga, maka siswa akan tertantang untuk berbicara dan menyampaikan penjelasan berdasarkan ide dan pendapat mereka masing-masing melalui bahasa yang sederhana
Contoh
-         Guru :  Coba kalian jelaskan bagaimana cara menuju sekolah ini dari rumah masing-masing.
-         Siswa :  Rumah saya di jalan Dr.Sutomo rabalaju-Dompu. Dari rumah ke sini bisa jalan kaki, naik sepeda, atau naik ojek.
13.  Metode Pelaporan
Kegiatan menyampaikan gambaran, lukisan, peristiwa terjadinya suatu hal disekitar siswa. Agar laporan menjadi baik dan lancer, terlebih dahulu siswa disuruh menulis apa yang akan dilaporkan kemudian dilaporkan secara lisan.
Bahan laporan harus singkat, padat, jelas, lugas, sederhana, menarik perhatian, rasional, lancar, dan baku.
Contoh
-         Guru : sesuai dengan tugas yang ibu berikan minggu lalu maka sekarang ibu minta secara bergilir melaporkan ke depan. Siapa yang berani?
-         Siswa : Saya, Bu. Boleh saya mulai, Bu?
-         Guru : Boleh silakan.
-         Siswa : Pulang sekolah kemarin, saya ke sebuah toko buku Asia, di sana banyak orang tua yang mencarikan buku anak-anaknya. Ternyata buku yang dicari banyak yang tidak tersedia. Setelah mencari buku yang dimaksud saya pergi ke toko buku lainnya untuk membeli buku yang tidak ada di toko buku di jalan Soekarno Hatta.
14.  Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dalam bentuk tanya jawab. Dalam situasi formal, orang yang diwawancarai adalah orang yang berprestasi, ahli, atau yang mengalami dan dalam situasi nonformal, wawancara dapat berlangsung antar teman.
Agar siswa dapat mewawancarai dengan baik, terlebih dahulu siswa dilatih membuat pertanyaan secara tertulis apa yang akan ditanyakan. Pertanyaan-pertanyaan sajian harus rasional, tepat sasaran, singkat, padat, jelas. Proses berbicara dari kegiatan ini adalah awal dari membentuk pribadi yang kritis dan santun.
Contoh
-         Guru : buatlah daftar pertanyaan untuk tugas kalian berwawancara. Kalian boleh memilih siapa yang akan kalian wawancarai, boleh di kantor, puskesmas, sekolah, atau teman.
-         Siswa : di puskesmas saja Bu.
-         Guru : menentukan harinya dan membentuk kelompok. Kelompok satu mewawancarai dokter umum. Sebagai contoh:
-         Kel. 1        : Selamat pagi Dokter? Maaf mengganggu, sampai jam berapa waktu periksa dok? Jumlah pasien tiap hari berapa ya, dok? Kebanyakan yang diderita pasien apa, dok? Dan seterusnya.

15.  Metode Diskusi
Kegiatan ini adalah proses interaksi yang dapat merangsang daya fikir, logika, kritis dan santun.
Diskusi adalah percakapan dalam bentuk lanjut karena isi, cara, dan bobot pembicaraan lebih tinggi daripada percakapan biasa (Tarigan dalam Idra, dkk. 2002:68).
Melalui kegiatan ini akan berkembang keterampilan mengamati, mengklasifikasi, menginterpresikan, menyimpulkan, menerapkan, dan mengomunikasikan. Diskusi juga merupakan tukar pendapat, tukar pengalaman dan argumentasi.
Dalam Diskusi Terdapat :
-         Senjumlah peserta dan dipandu oleh seorang pemimpin (Moderator).
-         Terjadi tukar – menukar pendapat untuk memecahkan suatu masalah.
-         Setiap peserta diskusi harus aktif memberikan kontruksi dalam memecahkan masalah. (NKK, 1979:4). 
16.  Metode Bertelepon
Kegiatan ini dibelajarkan agar siswa terampil dalam menggunakan telepon, tahu akan fungsi dan peranan telepon. Siswa diharapkan dapat bertelepon dengan baik, benar, tepat sasaran serta memahami bahwa telepon dapat digunakan untuk berbagai keperluan terutama berita penting, keluarga, sahabat, dan seterusnya melalui berbicara tidak tatap muka/jarak jauh).
Ciri khas bertelepon ialah berbicara jelas, singkat, dan lugas. Faktor waktu juga harus diperhatikan. Bertelepon dengan bercakap-cakap memiliki kesamaan yaitu kegiatan berbicara dan perbedaannya pada jarak, interaksi, dan waktu.
17.  Metode Dramatisasi
Bermain drama berarti mementaskan lakon, cerita, karakter sesuatu.  Teknik dramatisasi dilaksanakan dengan mementaskan dan melaksanakan sifat/karakter pelaku drama.  Dalam hal ini, skenario dapat dibuat oleh guru atau siswa dan dapat juga menggunakan skenario yang sudah ada yang ditulis orang lain.
Melalui dramatisasi, siswa akan dilatih mengekspresikan perasaan dan pikirannya dalam bentuk bahasa lisan.

BAB III
PENUTUP

B.     KESIMPULAN
Metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru agar siswa dapat belajar seluas-luasnya dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran secara efektif.
Metode pembelajaran adalah cara menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Tanpa adanya metode yang tepat dalam suatu pembelajaran, maka bahan pembelajaran dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa tidak akan berarti.
Menurut tarigan (2002:56), ada beberapa metode dalam pembelajaran berbicara yaitu :
1. Metode Ulang Ucap                                         10. Metode Percakapan
2. Metode Lihat Ucap                                           11. Metode Parafrase
3. Metode Memberikan Deskripsi                         12. Metode Memberi Petunjuk
4. Metode Menjawab Pertanyaan                         13. Metode Pelaporan
5. Metode Bertannya                                           14. Metode Wawancara
6. Metode Pertanyaan Menggali                           15. Metode Diskusi
7. Metode Bercerita                                              16. Metode Bertelpon
8. Metode Melanjutkan Cerita                              17. Metode Dramatisasi
9. Metode Menceritakan Kembali           

C.    SARAN
  1. Untuk kita sebagai calon guru, lebih cermatlah dalam memilih metode-metode dalam pembelajaran, karena hanya dengan metode yang baiklah yang akan membawa anda menjadi sukses dalam mengajar.
  2. tidak mungkin kita membutuhkan orang lain atau meminta pertolongan kepada orang lain ketika kita dalam proses belajar mengajar, melainkan hanya diri kita sendiri yang akan melewati dan yang melaksanakannya. Oleh karena itu, berbuatlah apa yang menurut anda baik dilakukan. Akan tapi jangan paksakan bila tidak mampu, karena sesuatu yang dipaksakan tidak akan mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan.

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur.2002.Pembelajaran keterampilan berbicara.Bandung:Angkasa

Tarigan, Henry Guntur.2008.Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:Angkasa